image_750x_616630c7004ff

Ditulis oleh : Gus Nuril Arifin FH, MBA.
     
Para  politisi dan pejabat buruk yang menjadi pengkhianat Bangsa. Juga para perampok negeri ini semakin nampak jati dirinya. 

Memanfaatkan sisa-sisa kekuataan gurita Cendana dan Neo Orde Baru. Mereka kemudian bersekongkol dan berkomplotan dengan Cikeas dan Chaplin.

Lalu saling gandeng-menggandeng. 
Para pengusung kekacauan yang memakai wajah Islam transnasional serta PKI Arab, Wahabi dan Salafi, yang sekarang menjadi ormas terlarang FPI dan HTI. 

Mereka itu…..
yang jelas – jelas sebagai pengkhianat bangsa dan anti Pancasila.  Termasuk juga ke ranah demokrasi dengan Partai PKS yang tidak mau berazaskan Pancasila. 

Agama aliran wahabi, transnasional ini menjadi bungkusnya. Sehingga,
Masyarakat umum dan rakyat terkecoh dan tidak tahu. 
Umat tidak faham, atas muslihat ini. Jarena mereka menutupinya dengan bungkus manis Agama. 

Memulai gerakan siasat masifnya, dengan menisbikan keberadaan Wali Songo. 
Mengklaim pula, bahwa *Para pejuang kemerdekaan itu, sebagai para pejuang kelompoknya mereka. 
Padahal kita tahu, organisasi mereka itu baru lahir tahun 1980-an.
Sedang bapak-bapak mereka, sebagian besar justru menjadi pengkhianat negara. 

Sejarah mencatat dengan *tinta hitam* bahwa ; pemberontakan Apra ( Angkatan Perang Ratu Adil) yang dipersenjatai Amerika. Permesta.
Lalu pemberontakan Darul Islam dan TII, NII.
Atau pemberontakan Andi Aziz juga Kahar Muzakar di Sulawesi. 
Di Jawa Tengah, 
ada Merapi Merbabu Club di sekitar  lerengnya di daerah Klaten. 
Anda tentu tahu  tokoh PKS yang berasal dari sini. 

Anak-anak mereka, kini sudah menjadi tokoh dan politisi nasional. Dan pengusaha hitam yang mencoba;
 *BERSEKUTU untuk MENGHANCURKAN INDONESIA*

Mereka adalah kelompok pengkhianat bangsa dan bahaya laten yang sesungguhnya.

*Baik PKI Muso dan Syaifudin yang bermuara di Cina dan Soviet, atau PKI Arab, yang didukung oleh Arab Saudi dan Amerika, Inggris dan Perancis*. 

Maka, 
saya Nuril Arifin FH. memelopori dan menggalang para Kyai NU yang *bernazab pejuang NKRI sejak tahun 1936* untuk
bersama-sama para anak muda NU yang tergabung dalam 
PGN ( Patriot Garuda Nusantara), 
Pagar Nusa, 
maupun Banser,  untuk mendukung Densus 88.

Karena Lembaga anti teror ini demikian berjasa besar. Densus 88 sedemikian hebatnya di dalam membrantas musuh negara yang ada di dalam negeri. 

Jadi, 
*JANGAN BIARKAN DENSUS 88 BEKERJA SENDIRIAN*

Ingat ya, 
bukan hanya Fadli Zon saja (yang konon kabarnya, ternyata adalah anak kandung dari otak pemberontak Permesta) yang minta Densus 88 dibubarkan.

Sebelumnya,
sudah berkali-kali upaya dilakukan oleh beberapa tokoh radikal. 

Barangkali, mereka ini keturunan *generasi kedua dan ketiga dari para pengkhianat bangsa yang meminta lembaga Densus 88 ini di bubarkan*.

Saya mencatat di kliping koran atau media. Atau yang pernah disiarkan di televisi nasional bahwa pada tahun 2007, biang teror Indonesia, yang juga pengasuh Pondok Ngruki Solo.
Tokoh ini sempat lari ke Malaysia. Dia sahabat Abdullah Sungkar, pendiri Al Irsyad, Abu Bakar Baasyir. Dengan menggandeng ormas yang sering bikin fatwa kacau FUI,  mempelopori gerakan pembubaran ini. Karena merugi, banyak teroris  disukabumikan. 

Tokoh tua yang tidak pernah kapok berkhianat ini, mengajukan gugatan pembubaran Densus 88.  Tetapi gagal. 

28 Februari 2013 yang lalu,  Udin dengan membawa serta beberapa ormas terlarang atau wahabi lainnya, juga mendatangi kantor Kapolri.
Misinya sama. Yakni
agar lembaga hebat dalam melindungi rakyat ini, *Densus 88 dibubarkan.*

Lalu berlanjut, gerakan anti keamanan dan teror yang berbungkus ormas agama 30 Maret 2015, lewat tokoh yang disusupkan di MUI minta Densus 88 dibubarkan.    

Mereka semua secara seragam menggunakan alasan bahwa Densus 88 dalam menangkap teroris, tidak menggunakan HAM dan menyiksa teroris yang ditangkap.

Hahahahaha….lucu bukan..? Mereka ini gemar bikin kekacauan; mulai dari pengrusakan tempat ibadah. Mengintimadasi tokoh yang tidak sealiran. Bahkan
*membunuh, meneror, mengebom dan mengobrak-abrik tempat ibadah*

Tetapi, sekarang mereka bermain “playing victim” justru menuduh aparat negara yang bertugas atas konsep Ketahanan Nasional, dan menjaga ketentraman negara justru dituduh sebagai pelanggar HAM.
 
Bahan kali ini ada tokoh Kristen yang jadi pengurus HAM ikut mendukung.
Benar-benar aneh. 

Lucunya lagi, Densus 88 melakukan tugas Negara yang berdasarkan Undang- undang Negara. Mereka bekerja  berdasar protap yang disepakati dunia internasional dalam
menangkap para pengacau keamanan, 
para teroris sadis pencabut nyawa itu dianggap melanggar HAM.

Para teroris itu sendiri membunuh dan merusak tempat ibadah tanpa mengingat HAM…. Hahahaha….

Apakah ketika teroris itu mengajak anak- istrinya meledakkan rakyat yang tidak bersalah menggunakan bom,  mereka ingat HAM juga…?!!

Saudaraku sebangsa dan senegara, 
*Anak anak generasi kedua dan ketiga pemberontak itu* menyimpan dendam yang tiada habisnya. 
Untunglah Densus 88 berhasil memetakan dan menanganinya secara sigap cepat dan dini. 

Anda ingatkah 
tanggal 3 Oktober 2021 Densus 88 menemukan bom seberat 35 kg di Gunung Ciremai? 
Bom iblis ini rupanya milik pentolan JAD.

Bom yang ditemukan ini jenis *Mother Of Satan* yang memiliki daya ledak tinggi. Sangat menebarkan aroma maut. 
Bayangkan seandainya saja bom ini berhasil diledakkan. Dapat dipastikan banyak masyarakat yang tak berdosa akan tewas.

Kebiadaban teroris ini, benar-benar sudah melebihi setan. Jadi tidak perlu diperlakukan dengan lembut, bukan..?!!

Di Youtube kongkow ngopi bareng Gus Nuril,  saya sudah sebut Densus 88 itu hebat. Bahkan sudah diakui dan disegani dunia.

Lembaga ini memiliki prestasi hebat. Berhasil dengan cemerlang dalam
Membongkar jaringan teroris.
Menangkap teroris.
Dan  mengungkap modus rahasia para teroris. 

Dengan jeli dapat di endus upaya mereka yang rumit. Misalnya, 
penggalangan dana lewat kotak amal. Puluhan ribu kotak amal untuk biaya mengacaukan negara oleh teroris. Telah diamankan. 

Jadi,
Sebenarnya  yang minta Densus 88 dibubarkan adalah
para pengusung khilafah, 
para antek asing Arab Saudi dan Amerika. 
Atau sekurang-kurangnya mereka pendukung teroris dan anti ketentraman. 

Maka PGN dan para kyai Pondok Pesantren dan kyai kampung khususnya, serta masyarakat yang peduli ketentraman dan kedamaian, harus bersatu. 
Apapun suku dan agamanya.
Apapapun partainya harus mendukung dan melangkah bersama Densus 88 untuk menjaga NKRI dan Pancasila.

Jangan biarkan Lembaga ini berhadapan musuh berganda. 
Mereka sudah berdarah-darah. Sampai saat ini sudah 59 orang personil Densus mati. 
Meninggalnya para patriot Densus 88, tak dikenang. Tanpa pakai upacara yang mengharu-biru. Tanpa penghargaan yang layak.

Padahal mereka itu meninggal syahid dalam melaksanakan tugas negara. Tetapi kita masih gamang. Jangan  cenderung membiarkan anak-anak bangsa ini bertarung sendiri?!

Oleh sebab itu, 
*sekali lagi, saya berharap jangan biarkan Densus 88 sendirian.  Kita bangkit dan bersama-sama dengan Densus 88 menghadapi musuh negara*. 

*Sebagai patriot bangsa, kita teguhkan niat dan semangat juang kita. Kita bukan bangsa cemen-cemen. Kita harus dukung Polisi Laki kita.*

Dan,
*Jangan takut…..*
*Saya, Nuril Arifin,  akan berdiri sebagai Senopati Nusantara.* *Posisinya di depan.* *Kita lawan para pendukung teroris yang meminta  Densus 88 dibubarkan.*

*La tahzan innalloha ma ana*. (Jangan khawatir Allah bersama kita) . 

Kita musti pegang motto jendral Tarik ( penakluk andulsiya lewat Teluk Gibraltar) ;
*is kariman au mutt syahidan* 
Ya… hidup mulia atau mati syahid, dalam menjalani suluk pada thoreqoh kebangsaan. 

 

*Abu Salman Al Farizi*
*Nuril Arifin FH. MBA*

What's your reaction?

Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly
0
Santala
Bio Santala 123

    You may also like

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in:Nasional