Cinta Sunnah Yang Keblinger
Ditulis oleh : KH Gus Nuril Arifin MBA
Saudaraku yang baik,
Anda pernah mendengar
Istilah di medsos atau di perbincangan warung kopi :
*Polisi Cinta Sunnah*
Atau *TNI hijrah*…?!
Sepintas nampaknya kalimat itu biasa saja dan positif-positif saja. Karena memang Polisi dan TNI senantiasa hidup di ujung tanduk. Di depan moncong senapan atau bahaya lain yang setiap saat bisa merenggut nyawa.
Maka ….
ketika muncul kesadaran untuk kembali ke jalan Illahi itu wajar saja bukan. ?!
Oleh sebab itu di dekade beberapa tahun belakangan, banyak Perwira Polisi dan TNI kemana-mana membawa asesoris kesolehan… Yaitu *tasbih*.
Bahkan, banyak anggota yang sudah berpangkat jendral pun ,di acara acara resmi tangannya nyangking tasbih dan jidat (bathuk)-nya hitam.
******
Saya pernah secara lembut menegur seorang Perwira tinggi, bintang dua yang menjadi deputy deradikalisasi BNPT ( Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), karena membawa-bawa tasbih.
Meskipun saat itu di acara buka bersama yang meminta saya untuk berbicara sebagai narasumber.
Saya bilang :
Jendral yang baik, Negara rugi besar. Karena untuk mencetak anda sampai level ini ( bintang dua), negara harus mengeluarkan biaya hingga puluhan
milyar.
TNI dan Polri itu thoreqohnya adalah *Thorewqoh Kebangsaan*.
Yakni :
Mengamankan bangsa dan negara dari segala Ancaman, Tantangan Gangguan & Hambatan.
Baik dari dalam maupun luar negeri.
Tegasnya :
*Mbedil kepala lawan, pencoleng dan pengacau, pengkianat dan pembrontak* negara.
Bukan pegangan tasbih di depan anak buah.
kalau pingin selalu memegang tasbih, ya jadi modin saja. Jangan jadi tentara…
Kritikan tajam ini ternyata di terima dengan lapang dada. Dan ber impack baik. Alhamdulillah, …
yang bersangkutan sekarang menjadi salah satu pangdam di luar Jawa.
Jadi…..
mari bersama sama diingat. Bahwa ;
Pejabat negara itu dibutuhkan ke profesionalan dalam tugas.
bukan memperkaya profesi dan jabatan dengan tambahan asesories yang lain.
Saudaraku….
Akhir akhir ini jargon hijrah , cinta syareat. atau syar’i demikian membudaya dikalangan TNI Polri.
Boleh boleh saja dih memperdalam agama.
Tetapi musti diingat, bahwa :
Disinyalir ajaran yang merembes di kalangan TNI Polri, justru ajaran jahat.
Ajaran itu menjadi virus tersendiri di internal kepolisian. Lho kok …?
Iya …benar. yang diajarkan justru dasar agama pembenci. Mengajarkan konsep yang berlawanan dengan hakekat Islam damai.
Mereka sangat genit politik. Dan menghalalkan segala cara. Bahkan menabrak konsensus nasional Demokrasi Pancasila dan UUD 45.
Ajaran jahat ini, jika sudah merasuki jiwa pengikutnta, mereka akan teracuni. Ajaran jadi racun.
Karena ajarannya menyimpang dari pranatan agama damai. Ajaran yang di sampaikan itu bukanlah paham yang ditradisikan Nahdlatul Ulama (NU) atau Muhammadiyah.
Tetapi …..
Ajaran Wahabi salafy.
Hal ini menunjukan bahwa :
TNI – Polri telah dan terus menjadi target kelompok Salafi Haraki dan Salafi Jihadi.
Dua kelompok inilah, yang banyak melahirkan teroris-teroris dimana-mana.
Gedibale Gus Dur
Gus Nuril Arifin