image_750x_5fca2b2407dce

Ditulis oleh : Andy Tirta

Drs. Agun Gunandjar Sudarsa, Bc. IP., M.Si., yang  akrab disapa Kang Agun, adalah politisi senior Golkar. Beliau ini terpilih menjadi anggota DPR RI selama 6 periode. 

Di mata saya, Kang Agun ini adalah sosok yang unik selaku anggota DPR. Pertama kali saya bertemu beliau sekitar tahun 2018 saat diadakan kopdar para Ahokers yang dikoordinasi oleh Kanjeng Norman Hadinegoro. 

 Beliau adalah sosok yang unik. Karena menurutku, Kang Agun sebagai anggota DPR sekaligus politisi senior Golkar, yang pada waktu itu juga adalah Ketua Fraksi Golkar MPR RI, penampilannya sama sekali tidak sombong, tidak tinggi hati. Dalam bertutur lisan maupun tulisan beliau ini sangat santun. 

Yang paling berkesan buatku adalah ketika mengetahui beliau menulis sebuah buku berjudul “Hidup Sukses dengan Lima Jari”. Dari buku yang isinya sederhana tetapi sangat berbobot dan dibutuhkan bangsa ini untuk mengajari anak bangsa untuk hidup berdisiplin, yang dimulai dari kanak-kanak cara hidup disiplin dan tertib. 
Bayangkan, seorang politisi senior begitu concern mengurusi masalah seperti itu, yang tidak pernah dilirik oleh para politisi atau anggota DPR lainnya. Sebagian politisi di negeri ini melulu hanya urusi masalah-masalah yang kelihatan wah, hebat, besar! 
Sementara, hal-hal mendasar untuk membangun bangsa ini tidak mendapat perhatian dan dilupakan oleh Pemerintah dan para pemimpin bangsa ini. 
Bangsa ini sesungguhnya urgen membutuhkan pendidikan dasar bukan hanya tentang berhitung, matematika, dan bahasa. 
Namun, jauh lebih penting adalah pendidikan tentang moral, budi pekerti, disiplin, dan humaniora. Pendidikan harus dimulai dari usia dini. Dan dimulai dari keluarga. Dimulai dari sejak bangun tidur. 
Saya kira buku tulisan Kang Agun itu mencakup semua itu. Saya berharap buku Kang Agun itu dijadikan buku wajib di setiap SD, SMP dan SMU.

Saya semakin terperanjat ketika saya mengunjungi Rumah Cuklik, yang berlokasi di Desa Ciburayut, Cigombong, Bogor. Rumah Cuklik dibangun oleh Kang Agun. Di Rumah Cuklik itu terdapat sawah, kebun, ruang pertemuan, kamar-kamar. Dan kini bahkan sedang dibangun masjid disana. 

Hasil dari sawah dan kebun seperti padi, sayur-mayur, aneka buah-buahan dibagi-bagikan secara gratis kepada warga masyarakat sekitar yang kehidupannya kurang beruntung.

Di Rumah Cuklik itu pula Kang Agun mendidik anak-anak yang rumahnya berada di sekitar sana. Kang Agun mengajarkan baris-berbaris, mengajarkan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan sikap berdiri tegak dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan tubuh dan kedua genggaman tangan mengepal, menghafal Pancasila, belajar bahasa Inggeris, dll. 

Sementara, para ayah dari anak-anak itu tidak dibiarkan mengganggur. Kang Agun selalu memberikan pekerjaan pada mereka. Pekerjaan merenovasi rumah, ruangan, bersawah, berkebun. 

Kang Agun pun menyekolahkan anak-anak yang tidak mempunyai biaya hingga sarjana.

Semua yang dilakukan Kang Agun itu agaknya adalah penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Kang Agun memang bukan sekadar “Wakil Rakyat”. Rupanya beliau juga merangkap menjadi “Bapak Rakyat”, “Guru Rakyat” dan “Sahabat Rakyat”.

Semoga akan muncul lebih banyak lagi sosok-sosok seperti Kang Agun.

What's your reaction?

Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly
0
Andy Tirta
penulis

    You may also like

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in:Pancasila